Sabtu, 16 Oktober 2010

MOM, I love U


Ibu, ialah seorang wanita yang dinikahi oleh ayah kita dan kemudian hamil dan melahirkan kita ke bumi, membesarkan, merawat, dan mendidik kita hingga dewasa. Menyekolahkan kita hingga menjadi Sarjana dengan harapan memperoleh anaknya kelak akan mendapatkan masa depan kemilau, jauh dari kesusahan. Berharap yang lebih baik dari keadaan sang ibu. Bekerja keras setiap hari, menyiapkan makan, menyuapi kita ketika masih kecil hingga kita bisa untuk melakukan semua hal sendiri. Berdoa siang malam, hanya untuk sang anak. Begitu besar pengorbanan ibu kita, apakah kita dapat membalasnya. Pikirkanlah apakah kita bisa dan mampu untuk membuatnya tersenyum ketika kita meraih kesuksesan.

Tapi masih banyak anak-anak jaman sekarang masih bersantai-santai tanpa ada perjuangan untuk meraih kesuksesan, pikirkanlah bagaimana ketika ibu kita tiada, Apakah ia akan tenang di alam baka. Ketika ibu yang selama ini ada di sisi kita, memberikan support untuk kita, memberikan masukan positive ketika kita berada dalam keterpurukan, mendoakan setiap langkah yang kita ambil, telah tiada dan tak kan kembali lagi. Apakah yang bisa anda perbuat, apakah anda masih tetap bisa maju? sedangkan ia belum melihat anaknya meraih kesuksesan. Pikirkanlah dengan hati anda, ketika anda juga menjadi orang tua bagaimana perasaan anda jika anak anda belum bisa meraih kesuksesan. Sungguh miris jika harus membicarakan tentang Ibu kita. Mungkin saya masih menjadi salah satu dari anak yang belum bisa memberikan senyum untuk ibu saya, tapi saya punya tekat dalam hati saya! Saya akan membuatnya tersenyum bangga karena telah membesarkan saya, tanamkan itu pada hati anda sekalian, jangan munculkan pertanyaan bisakah saya membuat ibu tersenyum, tapi buatlah pernyataan saya pasti bisa membuat ibu tersenyum! Tentunya dengan perjuangan, Berjuanglah teman! Tulisan ini saya dedikasikan untuk ibu saya, dan seluruh ibu di dunia ini. Bukan berniat sok mengajari, cuman berbagi pikiran.

Kamis, 23 September 2010

Ayah.....Bapak......Babe..........

Sahabat…pernahkah kita mengingat-ingat setiap jasa-jasa seorang ayah??

Ya seorang lelaki paruh baya, yang senantiasa bekerja siang malam, tanpa mengenal lelah yang mengesampingkan rasa kantuk, rasa sakit demi memperjuangkan harapan-harapannya menjadikan putra-putrinya menjadi anak-anak yang sholeh-sholehah dan berhasil dalam pendidikan dan kariernya…

Seorang lelaki yang berjuang bersama wanita bernama ibu membesarkan putra-putrinya, membelajarkan anak-anaknya untuk lebih dekat kepada Allah seperti halnya yang dilakukan Lukman kepada anaknya yang berpesan kepada anaknya untuk tidak menduakan Allah. Sahabat pernahkah kau perhatikan wajah tuanya yang penuh kerutan di dahinya, yang coba meredam rasa lelah, rasa marah yang dibalut dengan senyum manis agar tidak membuat anaknya khawatir dan sedih.

Wajah yang penuh keikhlasan, senantiasa menampakkan keceriaan agar anaknya tidak terbebani kala akan berangkat berjuang di luar kota. Lelaki tua yang senantiasa terbangun di sepertiga malam untuk mendoakan anak-anaknya yang nun jauh disana, yang senantiasa khawatir kala tidak ada kabar datang. Yang senantiasa memikirkan bagaimana keadaan anak-anaknya, namun terkadang kita tidak pernah ingat akan beliau.

Kita seringnya sibuk dengan aktifitas sendiri, sibuk dengan urusan si doi ketimbang ingat ayah yang jauh di kampung halaman. Terkadang kita malu ketika ayah datang menyambangi ke kostan hanya karena gaya berpakaian yang kita anggap norak, padahal beliau sudah mempersiapkan pakaian terbaiknya demi bertemu dengan anaknya, dengan membawa buah tangan hasil dari panen di kampung.

Sahabat…coba kita bayangkan sejenak wajah lusu seorang ayah saat ini..pernahkah kita menangkap gurat kelelahan, gurat kerisauan?? Sayangnya kadang tidak…Sahabat seringkah kita mendoakan beliau…atau kita malah sering melupakan beliau??

Sudahkah kau memeluknya penuh kasih dan merasakan degupan jantungnya di dadamu…mari sahabat kita muliakan ayah kita, kita muliakan ibu kita, kita muliakan keduanya dengan sayang cinta yang tulus…

Ya Allah sayangilah ayahku yang sudah mengajarkan kepadaku agar lebih mengenalmu..

dengan peluh keringatlah aku kini bisa berdiri tegak, dan khusyu beribadah kepada-Mu

Ya Allah gantilah peluh keringat dan kelelahannya dengan ketenangan dalam hatinya..

Sayangilah dia sebagaimana dia menyayangiku di kala kecil…

Berilah rezeki yang berkah, kala diri ini masih dibiayai olehnya

Lindungilah ayah kala susah, hiburlah ayah kala sedih…

Berilah tempat kembali yang agung disisiMu…

Jumat, 14 Mei 2010

renungan

TENTANG ORANGTUA

Cobalah katakan pada dirimu, cobalah renungkan.

Katakanlah…

Saya ada karena kehendak Allah SWT, saya dilahirkan oleh ibu saya, saya dididik agar menjadi anak yang berguna bagi keluarga, orang tua saya selalu mendidik saya dengan KASIH SAYANG.

Orang tua mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Tak ada yang terlewatkan.


Marilah kita merenung…
Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua, betapa bahagia mereka, mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang berbakti dan selalu sayang kepadanya.

Tapi coba renungkan, apakah kita begitu?

Saat melahirkan kita, orang tua kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan, antara hidup dan mati.bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh tuhan antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayiny, ibu memberikan kita asi waktu bay, menahan derita menggendong kita seharian.


Tapi apa????apakah kita saat ini cuma melihat beliau dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya…


Coba renungkan…

Sekarang apa balasan kita?????

Saya juga pernah berkata yang tidak baik pada orang tua saya, membentak, kata-kata kasar,ejekan.hampir semua anak pernah melakukannya..


RENUNGILAH SEJENAK

Pernahkah kita tahu…

Setiap malam orang tua kita, ibu kita terbangun tengah malam dan menangis di bantalnya, menangis oleh kata kata kita yang terlalu menyakitinya????

Sadarkah kita saat kita membentak ibu kita, ternyata mereka sangat sabar, namun di belakang mereka merasakan perih di hati mereka, tangisan lirih.

Saat kita pergi meninggalkan mereka karena marah… orang tua kkita sangatlah sedih.. mereka akan menyesali diri mereka, baikkah itu?

Coba renungkan anak mana yang mau melihat orang tua mereka menangis?

Mungkin kita tak pernah mau memikirkan kepedihan yang ddirasa oleh ibu kita.

Saat kita marah, saat kita meninggalkan rumah.. ibu kita akan menangis.

Baikkah itu?senangkah kalian?anak mana yang senang membuat orangtua mereka menangis, membuat orangtua merasa sangat tak berharga hanya karena kata – kata dank kelakuan anak mereka????


RENUNGKANLAH!!!!

Mungkin saat ini beliau masih ada, masih sehat. Dan saat ini mungkin kamu sedang menuntut pendidikan, jauh dari orangtua.baikkah membuatnya sedih?

Cobalah perhatikan, tiap libur akademik saat bertemu orang tua kita, perhatikanlah… rambut mereka makin memutih… kulit mereka makin berkerut… sinar wajahnya makin meredup… masihkah kalian belum sadar??? Kata kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah malam untuk menangisi kata kata kasar, bentajkan itu, namun mengapan kita tak pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf????

Ingatlah… tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi kita saat wisuda… mungkin tahun ini saat kita pulang kita masih bisa menemui ibu kita tersayang, meskipun mereka telah tua, keriput, ubanan,

tetapi rennungkanlah ketika kita pulang dan yang kita temui adalah sosok yang telah terbujur kaku, kita tak lagi merasakan kasih sayangnya, yang kita temui hanyalah sebuah nisan…


masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena anaknya yang selalu membentaknya, meninggalkannya dalam kemarahan??

Mungkin saat ini kita sedang bahagia, jauh dari orang tua kita? Tapi pernahkah kita berpikir, apakah orang tua saya juga disana bahagia? Mungkin saat ini kita makan enak, kkuliah enak, tidur enak.. tapi tahukah kalian bahwa orangtua kalian rela tinggal dirumah kecil, makan tahu tempe seadanya hanya untuk melihat kalian bahagia, pernahkah?????????


Demi tuhan, andai waktu bisa kuulang…

Mungkin saya menulis semua ini dengan tetesan air mata penyesalan, begitu juga dengan kalian yang membacanya…

Tapi saya menulis ini bukan mengharap air mata saja, orang tua kita telah mengeluarkan lebih banyak air mata karena kita.


Demi tuhan…

Andai beliau masih ada di dunia ini

Ingin ku sujud di kaki ibuku.

Meminta maaf

dan berkata aku sayang ibu....

Selasa, 27 April 2010

Hal-hal yang menakjubkan dari Ayah-Ibu


Hal-hal yang menakjubkan dari seorang Ayah
------------------------------------------------------------------

- Ayah bisa membuat anda percaya diri karena ia percaya.

- Ayah memberikan tempat duduk terbaik dengan mengangkat anda di bahunya
ketika anda ingin menonton pawai yang sedang lewat.

- Ayah tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuat anda
senang tetapi tidak takut.

- Ayah membiarkan anda menang dalam permainan ketika anda masih kecil,
tetapi tak ingin anda membiarkannya menang bila anda sudah besar.

- Ayah akan mengatakan betapa rindunya ia pada anda ketika anda pergi,
tetapi nyaris tanpa kata-kata.

- Ibu membalas surat-surat anda - setiap kali - dan tetap menyurati anda
walaupun anda tidak membalas.

- Ibu tahu suatu hari ia harus melepaskan anda - yaitu pada saat anda lebih
dekatnya dengannya - pada saat itulah ibu menjadi seorang sahabat.

- Ibu bisa menerima kritik asal bukan tentang anda.

- Ibu akan memilih makanan dengan harga paling murah di daftar menu kalau
anda yang mentraktir.

- Ibu mendengarkan dengan matanya, ibu mendengarkan dengan
hatinya -begitulah caranya mendengar apa yang tidak bisa terucap dengan
kata-kata.

Jumat, 26 Maret 2010

Lakukan 32 hal ini pada orang tua anda, niscaya anda akan sukses dunia akhirat


Jika ingin berhasil di dunia dan di akhirat, maka kerjakanlah beberapa pesan sebagai berikut:


1. Berbicaralah kepada kedua orangtuamu dengan sopan santun, jangan mengucapkan “ah” kepada mereka, jangan hardik mereka dan berkatalah kepada mereka de-ngan ucapan yang baik.
2. Ta’atilah selalu kedua orangtuamu selama tidak dalam maksiat, karena tidak ada ketaatan pada makhluk yang bermaksiat kepada Allah.
3. Berlemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, jangan bermuka masam di depannya, dan janganlah memelototi mereka dengan marah.
4. Jaga nama baik, kehormatan dan harta benda kedua orangtua. Dan janganlah mengambil sesuatu pun tanpa seizin keduanya.
5. Lakukanlah hal-hal yang meringankan meski tanpa perintah mereka. Seperti membantu pekerjaan mereka, membelikan beberapa keperluan mereka dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.
6. Musyawarahkan segala pekerjaanmu dengan orangtua dan mintalah maaf kepada mereka jika terpaksa kamu berselisih pendapat.
7. Bersegeralah memenuhi panggilan mereka dengan wajah berseri-seri sambil berkata, “Ada apa, Ibu!” atau “Ada apa, Ayah!”
8. Hormatilah kawan dan sanak kerabat mereka ketika mereka masih hidup dan sesudah mati.
9. Jangan membantah mereka dan jangan pula menyalahkan mereka, tapi usahakan dengan sopan kamu dapat menjelaskan yang benar.
10. Jangan membantah perintah mereka, jangan mengeraskan suaramu kepada mereka. Dengarkanlah pembicaraan mereka, bersopan santunlah terhadap mereka, dan jangan mengganggu saudaramu untuk menghormati kedua orangtuamu.
11. Bangunlah jika kedua orangtuamu masuk ke tempatmu dan ciumlah kepala mereka.
12. Bantulah ibumu di rumah dan jangan terlambat membantu ayahmu di dalam pekerjaannya.
13. Jangan pergi jika mereka belum memberi izin, meski untuk urusan penting, jika terpaksa harus pergi maka mintalah maaf kepada keduanya dan jangan sampai memutuskan surat menyurat dengan mereka.
14. Jangan masuk ke tempat mereka kecuali setelah mendapat izin terutama pada waktu tidur dan istirahat mere-ka.
15. Apabila tergoda untuk merokok, maka jangan merokok di depan mereka.
16. Jangan makan sebelum mereka dan jangan mencela mereka jika berbuat sesuatu yang tidak kamu sukai.
17. Jangan utamakan isterimu atau anakmu atas mereka. Mintalah restu dan ridha mereka sebelum melakukan sesuatu, karena ridha Allah terletak pada ridha kedua orangtua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan mereka.
18. Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka dan jangan menyelonjorkan kedua kakimu dengan congkak di depan mereka.
19. Jangan congkak terhadap nasib ayahmu, meski engkau seorang pejabat tinggi, dan usahakan tidak pernah meng-ingkari kebaikan mereka atau menyakiti mereka, meski hanya satu kata.
20. Jangan kikir menginfakkan harta benda kepada mereka sampai mereka mengadu padamu, itu merupakan kehinaan bagimu. Dan itu akan kamu dapatkan balasannya dari anak-anakmu. Apa yang kamu perbuat akan menda-pat balasannya.
21. Perbanyaklah melakukan kunjungan kepada kedua orangtua dan memberi hadiah, sampaikan terima kasih atas pendidikan dan jerih payah keduanya, dan ambillah pelajaran dari anak-anakmu yaitu engkau merasakan be-ratnya mendidik mereka.
22. Orang yang paling berhak mendapat penghormatan adalah ibumu, kemudian ayahmu. Ketahuilah bahwa Surga berada di bawah telapak kaki ibu.
23. Usahakan untuk tidak menyakiti kedua orangtua dan menjadikan mereka marah sehingga kamu merana di dunia dan akhirat, kelak anak-anakmu akan memperlakukan kamu sebagaimana kamu memperlakukan kedua orang-tuamu.
24. Jika meminta sesuatu dari kedua orangtuamu maka berlemah lembutlah, berterima kasihlah atas pemberian mereka, maafkanlah mereka jika menolak permintaanmu, dan jangan terlalu banyak meminta agar tidak menggang-gu mereka.
25. Jika kamu mampu mencari rizki maka bekerjalah dan bantulah kedua orangtuamu.
26. Kedua orangtuamu mempunyai hak atas kamu, dan isterimu mempunyai hak atas kamu, maka berilah hak mereka. Jika keduanya berselisih usahakan kamu mem-pertemukan mereka dan berilah masing-masing hadiah secara diam-diam.
27. Jika kedua orangtuamu bertengkar dengan isterimu, maka bertindaklah bijaksana, dan berilah pengertian kepada isterimu bahwa kamu berpihak padanya jika ia benar, hanya kamu terpaksa harus mendapatkan ridha kedua orangtua.
28. Jika kamu berselisih dengan kedua orangtua tentang perkimpoian dan thalak maka kembalikan pada hukum Islam, karena hal itu merupakan penolong yang paling baik.
29. Do’a orangtua untuk kebaikan dan kejelekan diterima Allah, maka hati-hatilah terhadap do’a mereka untuk kejelekan.
30. Bersopan santunlah dengan orang lain, karena barang-siapa mencela orang lain maka orang itu akan mencaci-nya. Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam bersabda: (( مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَيَسُبُّ أُمَّهُ وَيَسُبُّ أُمَّهُ ))
31. Di antara dosa-dosa besar adalah cacian seseorang terhadap kedua orangtuanya; ia mencaci orang lain maka orang itu akan mencaci ayahnya, ia mencaci ibu orang lain maka orang itu akan mencaci ibunya.”
32. Kunjungilah kedua orangtuamu ketika masih hidup dan sesudah matinya, bersedekahlah atas nama mereka dan perbanyaklah berdo’a untuk mereka, misalnya dengan do’a: (( رَبِّ اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا ))

Rabu, 10 Maret 2010

isi hati seorang ayah (renungan)

Biasanya, bagi seorang anak yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..

Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya..
Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?



Pada saat dirimu masih seorang anak kecil……
Ayah biasanya mengajari anaknya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Yah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut anaknya terjatuh lalu terluka….

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu anaknya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?



Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja…..
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Ayah, Ibu datang membujukmu agar tidak marah.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu.

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat anaknya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa anak kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Yang terbaik.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu atas pilihan anak-anaknya.



Ketika kamu menjadi dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT….kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu, Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda dan akan diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “anak-anaknya tidak manja, berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Dan akhirnya….

Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan nanti bersama seseorang perempuan yang di anggapnya pantas mendampinginya, Ayah pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Allah SWT, Ayah berkata: “Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik…. Lindungilah anak-anakku…
Anak kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi manusia dewasa….
Bahagiakanlah ia bersama …”

Setelah itu nantinya Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Ayah telah menyelesaikan tugasnya….



Ayah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

Yup, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah… tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya.
blukketupuk is offline Add to blukketupuk's Reputation Report Post Report Post Multi-Quote This Message

Jumat, 08 Januari 2010

Suatu saat ada sepasang suami istri yang hidup serumah dengan ayah sang suami. Orang tua ini sangat rewel, cepat tersinggung, dan tak pernah berhenti

Suatu saat ada sepasang suami istri yang hidup serumah dengan ayah sang suami.
Orang tua ini sangat rewel, cepat tersinggung, dan tak pernah berhenti mengeluh.
Akhirnya suami istri itu memutuskan untuk mengenyahkannya.

Sang suami memasukkan ayahnya ke dalam keranjang yang dipanggul di bahunya.
Ketika ia akan meninggalkan rumah, anak lelakinya yang baru berusia sepuluh
tahun muncul dan bertanya, “Ayah, kakek hendak dibawa kemana?”

Sang ayah menjawab bahwa ia bermaksud membawa kakek ke gunung agar ia bisa
belajar hidup sendiri. Anak itu terdiam. Tapi pada waktu ayahnya sudah berlalu, ia berteriak, “Ayah, jangan lupa membawa pulang keranjangnya.”

Ayahnya merasa aneh, sehingga ia berhenti dan bertanya mengapa. Anak itu menjawab,
“Aku memerlukannya untuk membawa ayah nanti kalau ayah sudah tua.”

Sang ayah segera membawa kembali sang kakek. Sejak saat itu mereka memperhatikan kakek itu dengan penuh perhatian dan memenuhi semua kebutuhannya.

Smiley: “Hukuman” yang kita berikan pada orang lain, mungkin akan berbalik pada diri kita sendiri.



dikutip dari : http://imunk.wordpress.com/category/cerita-bermakna/page/2/